Dunia masih dalam cengkraman kapitalis, sebuah pengantar menjelang 3 hari akhir dunia
Busuk semuanya busuk, kau memang busuk!
Adalah busuk ketika kita berbicara kejujuran. Anda tahu siapa yang paling jujur sekarang ?anggota parlemen kah, pemegang kuasa kah, atau malah kupu-kupu malam ku yang paling jujur. Entahlah aku dak tau, atau mungkin kau yang tau, entahlah.
Bicara kejujuran bukanlah saat ini dibicarakan, moral bangsa hancur karna ketidakjujuran. Apalagi para penguasa yang rakus bak tikus. Apa yang tidak dimakan ? semuanya dimakan, mulai yang kita makan bahkan sampai yang kita buang juga dimakan. Padahal hu uu uu h, perut tidaklah sebesar gentong. Tapi makan seperti besok akan kiamat. Seperti besok tidak akan ketemu makan lagi.
Tapi sudahlah kawan aku, kamu, dia, mereka mungkin sama saja, atau mungkin berbeda, aku juga tak tau. mungkin saja tidak sama. tapi itu semua adalah sifat dasar yang absolut ditanam oleh iblis. Adam pun turun ke tempatmu karna iblis. tapi sudahlahlah, lupakan itu semua. hanyalah pengantar menuju titik nadir.
Ideologi, politik, kekuasaan hanyalah konsumsi media. berita tentang pencalonan si ini, si itu, bahkan sampai kematian munir. Sudahlah kawan itu hanya permainan dan sandiwara belaka. oya aku lupa, kabar tentang putusnya hubungan asmara artis yang baru naik daun, atau tentang perceraian mereka, atau tentang perselingkuhan mereka, atau tentang launching album baru group band yang baru juga naik daun. sekali lagi itu hanya konsumsi media, yang menjadi konsumsi kita juga setiap harinya.
Ditingkatan lebih tinggi lagi. Kemarin, Bush perang mulut dengan Ahmadinejad, lalu dunia marah karna junta militer lagi kumat. Atau tentang semakin membandelnya korea utara, juga irak yang tak kunjung usai. Satu lagi yang paling bandel, siapa dia ? ya pokoknya tengok aja di timur ketengah dikit. Dan masih banyak lagi, semuanya tak akan habis hanya lewat goresan tinta digital ini. Oya aku lupa tentang memanasnya bumi, habisnya air di kampungku, saat itu bahkan sampai sekarang orang-orang gunung turun ke “celabah-celabah” (bahasa Bali) yang dekat laut, kebetulan gubukku dekat laut, hanya untuk mengambil air untuk diminum.
Sudahlah, masalah akan terus berlanjut hingga tiga hari terakhir diakhir dunia.
Andai mereka sadar bahwa perang perut hanya akan membawa kehancuran, kemiskinan, kematian, penganiyayaan, pencurian, pembunuhan, penculikan dan banyak lagi. Sudahlah hentikan perang modal yang kau gembor-gemborkan sejak dulu, hentikan saja. Sudah saatnya kita mensejahterakan mereka yang masih tinggal di sudut-sudut kota, di kolong-kolong, di perabon-perabon,dan banyak lagi. Tapi semua sudah terlambat, mungkin mereka akan menangis, menyesal, menangis tersedu-sedu, memohon kepada tuhan-tuhan mereka. Tuhan ampuni aku, tapi sudahlah dunia sudah 3 hari menjelang akhir dunia. Semua itu tinggal kenangan saja.